Wednesday, August 10, 2011

Berlari dalam Hidup dan Hidup dalam Pelarian

Bukankah hidup ada penghentian? Tak harus kencang terus berlari? Ku helakan nafas panjang, tuk siap berlari kembali....
- Padi, Sang Penghibur-


Lagu tersebut bagai cermin diri dan keadaanku saat ini, serba dikejar, dan serba dituntut untuk terus berlari. Sebagai seorang siswa SMA tingkat akhir, kelas 12, Aku tentu dilarang keras berleha dan terlena dengan iming-iming duniawi. Tujuan utama adalah LULUS dan diterima di PTN favorit. Namun demikian, tuntutan ini serasa tombak tajam yang siap menusuk kapanpun Aku lengah, kapanpun Aku lelah, dan kapanpun Aku ingin berhenti sejenak untuk melepas lelah. Jujur, Aku lelah, nafasku terengah, Aku haus akan kata sejenak beristirahat.


Mungkin banyak yang telah merasakan bagaimana perjuangan menghadapi ujian sekolah, ujian nasional, ujian masuk perguruan tinggi, sebuah kebanggan teramat sangat telah melewati berbagai perkara ini. Hanya, entah ini perasaanku saja atau memang guru-guru, staff sekolah, tentor Bimbingan belajar selalu berkata sedemikian; standar kelulusan yang semakin tinggi, kamu akan semakin sulit masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tak sadarkah mereka, kata-kata ini yang terngiang di pusat temporali, pusat memori, pusat berpikir siswa sederajatku, yang secara tak langsung menurunkan nyala api berani mati yang berkobar selama masa sekolah untuk siap menghadapi ujian berbagai macamnya, kini api itu padam bagai tertiup mulut Neptunus.

Belum lagi masalah Delegasi Pendidikan ke China itu. Rencana keberangkatan yang diberikan adalah pertengahan Oktober atau pertengahan November 2011, kini tanggal itu dihapus oleh Dinas Pendidikan kota dan segera tergantikan dengan tanggal 18 September 2011. Astaghfirullah... Persiapan pun belum matang, apa yang bisa dipresentasikan di negeri orang dengan waktu satu bulan? Sekali lagi, Aku dituntut untuk berlari, mengejar waktu yang semakin kencang meninggalkan lajuku. Keadaan semakin "sempurna" saat Aku didaulat sebagai ketua koordinasi keberangkatan ke kota Indah bernama Xiamen tersebut. 3 hari dalam seminggu, aku harus bisa meluangkan waktu antara 2 hingga 3 jam di gedung Pemerintah Kota untuk belajar menari, belajar berbahasa mandarin, dan belajar menyanyi lagu 3 bahasa. Lengkap sudah tuntutanku untuk berlari, berlari, dan terus berlari.

Kegiatan diatas baru sepersekian persen dari kesibukan, padatnya schedule yang harus dilaksanakan sebelum hari yang elok menunggu di seberang. Hanya bisa menerima, dan terus berdoa, semoga apa yang sedang aku laksanakan ini tidak mengganggu kewajibanku sebagai seorang murid. Hanya bisa memahami, ini jalan yang telah aku pilih, dan Aku adalah orang terpilih karena telah diizinkan untuk menapaki jalan hidup ini.
Tidak semua orang bisa merasakan apa yang telah Aku rasakan, Aku adalah Aku, dan jalan ini yang telah terbuka untukku 
Hidup adalah lintasan pelarian, berlarilah, kau tak akan menemukan apa yang kau impi apabila kau tidak berlari.


people image source: kaskushotthread.com Edited by: Putri

No comments:

Post a Comment