Friday, December 16, 2011

Saat Langit Memandangiku (Sebuah Jeritan Lewat Tulisan)


Aku terjerat, terbekam banyak haluan
Tangan-tangan dusta yang mengaku dewa
Terus menggumulku, mengucap cinta, mengucap janji setia

Aku bukan budak nafsumu, Pria
Aku punya kehidupan, Aku punya jiwa yang harus dimainkan
Saat kau menyamar dengan jubah itu
Topeng itu
Mahkota itu
Menyamai Pangeranku, Aku lunglai
Aku termakan segala tabir kemewahan, pengorbanan
Dan darah yang kau tumpahkan untukku
Tak lebih dari sebuah kedustaan
Dusta yang nista, penuh dosa

Harusnya kau tampar aku
Harusnya kau suruh aku pergi jauh
Harusnya kau paksa aku hilang dari pandanganmu
Harusnya kau buat aku menyesal dengan ucapanku
Bukan sebaliknya, bukan membiarkanku turut menginjak dosa
Bukan membiarkan kepolosanku kau renggut begitu saja

Jika memang cerita kita harus dihiasi dusta
Aku lebih memilih tidak pernah mencintai
Kau telah hancurkan rasaku dan perasaan yang baru pertama kali aku rasakan
Aku membencimu, dengan saksi langit disana
Langit yang selalu memandangimu saat kau berdusta

Entah kenapa, langit itu kini memandangiku
Dengan mukanya yang sayup
Tanpa bintang
Tanpa bulan
Mungkinkah, kini langit tak lagi membelaku?

Langit, kemarilah
Aku bisiki kau sesuatu
Aku mencari seorang Pangeran
Bukan yang pandai berdusta
Bukan yang pandai bercela kata
Aku mencari Dia, yang hatinya diberkati cinta
Dia yang berbeda
Dia yang ketika kau pandangi, akan balik memandangmu dan berkata
"Langit, Aku cinta Gadis ini. Aku menyayanginya dengan hati, bukan dengan NAFSU dan DUSTA"


-Proudly Present by: Putrie Jrs-




dedicated for you too, my best friend:
Bella

No comments:

Post a Comment