Dela, Marshe, Putri, Bety, Naufal, Fanny |
Capek banget rasanya muter-muter di China dengan mengemban banyak tugas dari Pemerintah. Dan banyak sekali kejadian super interesting yang bisa aku petik dari perjalanan serta kunjunganku ke China, tepatnya di kota yang sangat indah bernama Xiamen.
Oke, saat kami berangkat yaitu pada tanggal 18 September sudah ada yang namanya kejadian yang cukup bikin kesel. Pesawat yang membawa kami transit menuju Hongkong harus mendarat mendadak di Bandara perintis yang lain karena Bandara Internasional Hongkong dalam keadaan sangat sibuk dan tidak memungkinkan untuk mendarat. Alhasil, kami tiba di Bandara Internasional Hongkong pada pukul 17.30 waktu setempat dan pesawat yang sudah dipesan dan membawa kami menuju Bandara Internasional Xiamen telah berangkat pada pukul 17.15. Kami telat, perasaan takut, kecewa, marah, dan sedih bercampur jadi satu. Percayalah, bahwa jus campur lebih enak daripada perasaan seperti ini dan dicampur-campur. Dan kami dapat kabar yang kami sendiri ragu ini kabar baik ataukah buruk, namun pesawat menuju Bandara Internasional Xiamen akan take off pukul 22.00 waktu setempat. Yah, kami menunggu sekitar 4 jam di Bandara Hongkong.
Sekitar pukul 22.00 waktu setempat, pesawat siap menerima penumpang. Dan kami menuju Bandara Internasional Xiamen dan tiba di Keji Middleschool pukul 11.30.
Kami banyak bertemu teman-teman baik disini, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Dan yang pasti sangat sangat ramah dan baik hati. Beberapa diantara mereka menjadi sukarelawan untuk menemani kami berkeliling kota Xiamen, berkeliling sekolah dan tempat wisata. Dan yang paling top markotop, mereka menemani kami berbelanja banyak souvenir. Kenalan deh sama murid ganteng yang namanya Jack, Hahahay. Tapi tetep aku nggak lupakan cintaku tersayang di Surabaya, si Hunny. :-*
Naufal, Bety, Marshe, Putri, Dela, Fanny, dan Volunteer dari Keji MS |
Mr. Yusuf, Chen, Naufal, Marshe, Fanny, Bety, Dela, Putri, Mam Ari, Moulie |
Hari jum’at, 23 September 2011 merupakan hari yang sangat menyusahkan dan sangat tidak mengenakkan apalagi bagi Aku pribadi karena Diriku terserang cacar yang memang sedang mewabah di Asia. Aku diasingkan, Aku di karantina dan dilarang keluar dari kamar karena penyakit ini. Aduh, katanya sih disini sudah biasa bagi anak-anak. Tapi yang satu ini bikin sedih dan selalu pengen nangis jadinya. Bahkan Aku dan teman sekamarku dilarang masuk ke ruang makan karena takut yang lain akan terinfeksi. Ya Ampun, parah banget deh disini. Dan parahnya lagi, kami semua harus segera meninggalkan Keji Middleschool dan dibawa menuju hotel, meskipun kata mereka hotel yang disewakan untuk Kami adalah hotel terbaik, termahal, termewah, dan tersegalanya dah di Xoamen, aku masih tetep aja sedih. Ya spontan aja, gara-gara sakit beginian aja temen-temenku semuanya jadi korban. Tapi alhamdulillah sih mereka bisa ngerti bahkan dukung aku sebisa mungkin.
Sabtu pagi adalah rencana kami meninggalkan Xiamen, dan di hari inilah aku dibuat shock berat. Pesawat tidak bisa menerima keadaanku yang terserang cacar karena memang penyakit yang satu ini sangat berbahaya dan menginfeksi orang lain dengan sangat cepat. Aku menangis, aku jerit-jerit, aku udah mohon sama Pemerintah tapi tetap mereka tidak bisa berbuat apapun karena memang hal ini untuk kebijakan bersama. So, Aku harus tinggal di Xiamen hingga lukaku sembuh. Alhamdulillah Ibu guruku tercinta menjadi sukarelawan untukku dan menjadi teman selama aku di Xiamen. Dan diprediksikan tanggal 30 September kami segera kembali ke Indonesia. Teman-teman tentunya bingung dan khawatir, apalagi salah satu diantara kami adalah Kepala Dinas Pendidikan Surabaya dan Beliau begitu khawatir dengan keadaanku dan terlihat amat kecewa dengan keputusan yang diberikan pihak penerbangan.
Kami dibawa kembali menuju hotel yang sama, kebayang nggak, kami dibawa ke hotel yang sama mahalnya. Pasti Pemerintah Surabaya bakal marah banget kan kalo mereka harus didaulat untuk bayar hotel semahal itu untuk seminggu? Boogg..
Alhamdulillah, ternyata aku benar-benar beruntung. Selama ini aku sudah dikenal mereka sebgai interpreter yang cukup baik dan akrab untuk mereka. Entah karena alasan ini atau tidak, namun seluruh biaya hotel, makan, minum, tidur, mandi, gosok gigi, de el el ditanggung oelh pemerintah Xiamen. Leganya...
Tapi ya begitu, mengingat keberangkatan kami menuju Indonesia masih lama kami tentunya merasa teramat rindu dengan suasana di Rumah. Karena delegasi kami disini hanya dijadwalkan selama 6 hari, sedangkan kami punya tambahan ekstra 6 hari lagi, ya... enjoy adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Aku pulang saat sembuh dan sembuh adalah tujuan utama dan satu-satunya tiket agar aku bisa pulang ke rumah.
Ini ceritaku, Apa ceritamu?
No comments:
Post a Comment