Wednesday, October 26, 2011

(Go-Vlog Umum) Ayam Goreng Jus Jeruk, Makanan Salah Paham

Cerita ini terjadi saat Saya masih berada di Xiamen, China pada pertengahan September 2011. Saya terpilih menjadi salah satu dari 6 delegasi pendidikan kota Surabaya dan berkesempatan menginjakkan kaki di negeri tirai bambu itu. Saya dan teman-teman delegasi menikmati semua suguhan dan jamuan yang pemerintah Xiamen berikan. Jadwal kami begitu padat dan membuat kekebalan tubuh menurun. Singkatnya, Saya terserang penyakit cacar yang saat itu memang sedang mewabah di Asia. Keadaan tersebut memaksa Saya untuk tinggal lebih lama di Xiamen hingga sembuh. Teman-teman delegasi lainnya harus pulang ke Surabaya karena jadwal mereka memang telah usai. Sehingga, Saya hanya tinggal berdua bersama Bu Ari selaku pembina delegasi kami.

Putri yang Berjilbab
Selama dalam masa karantina alias masa penyembuhan, Saya dan Bu Ari diinapkan di sebuah hotel super mewah yang paling mahal, paling eksklusif, paling baik dan paling populer di Xiamen (setidaknya begitu kata guide perwakilan dari pemerintah Xiamen). Hanya saja, hotel tersebut bukanlah hotel internasional, jadi penguasaan bahasa asingnya sangat kurang. Tapi, yang namanya orang sakit, meskipun dapat pelayanan yang sedemikian mewah, tetap saja nggak srek. Hasrat ingin pulang, merindukan orang tua dan orang tersayang semakin meluap. Ditambah lagi, kami dilarang keluar dari kamar dikarenakan takut penyakit cacar ini menginfeksi penghuni hotel yang lain. Guide kami telah menghubungi pihak hotel agar mengantarkan makan ke kamar kami 3 kali sehari. Namun, makanan yang disuguhkan tidak pernah membuat hati kami puas. Masakan yang ada berupa; bebek goreng yang belum masak, ayam kuah saus yang rasanya tidak ramah di lidah, seafood, dan buah. Saya sama sekali tak nafsu makan, Saya rindu makanan Indonesia. Kentucky Fried Chicken pasti nikmat, namun sekali lagi karena kondisi fisik yang tak memungkinkan, Saya harus memendam ngidam Saya itu. Akhirnya, kami dihimbau oleh guide kami untuk memesan makanan via telepon agar bisa memesan makanan sendiri sesuai keinginan.

Malam itu pukul 19.30 malam dan kami masih belum dikirimi hidangan makan malam. Kami sepakat memesan makanan lewat telepon. 


Resepsionis 1  : Nihao, Wan An, Yào dìnggòu de dōngxi chī shénme? - Halo, Selamat                                         malam, Mau pesan makanan apa?- 
Saya                : ( Karena bahasa mandarin yang lemah dan jagonya berbahasa inggris ) Can  you speak english? i'm not Chinese - Dapatkah kamu berbahasa inggris, Saya bukan orang China - 
Resepsionis 1  : Hao - baik - ( Kemudian tidak terdengar suara hingga beberapa waktu,   Resepsionis tersebut rupanya memanggil rekannya yang bisa berbahasa inggris ) 
Resepsionis 2  : Hallo, May i help you? - Halo, Bolehkah Saya membantumu? - 
Saya                : Absolutely, we want to order fried chicken. And the drink are 2 glasses of orange juice. - Tentu, Kami mau pesan ayam goreng dan 2 gelas jus jeruk- 
Resepsionis 2  : Hmm ?? ( terdengar sangat kebingungan, Saya sendiri baru tersadar bahwa orang China kebanyakan tidak bisa berbahasa inggris ) 
Saya                : Fried chicken, no sauce, no soup, just fried with oil. You know?? Like chicken in KFC. – ayam goreng, tanpa saus, tanpa sup, digoreng saja dengan minyak. Kamu tahu? Seperti di KFC- 
Resepsionis 2  : ( diam sejenak, Saya yakin dia semakin bingung ) What?? (dengan nada bingung) – Apa? – 
Saya                : Are you understand? – kamu mengerti? ( sambil mempertegas ) 
Resepsionis 2  : Oh, Yes yes. And the drink? – Iya, Minum apa? – 
Saya                : 2 glasses of orange juice – 2 gelas jus jeruk – 
Resepsionis 2  : Yes, we will sent it for you – Oh, iya. Kami akan segera kirimkan – 
Saya                : Thank you – Terima kasih – 
( telepon ditutup )

Sekitar 15 menit kemudian, seorang pelayan hotel mengetuk pintu kami. Pelayan tersebut membawa 2 piring makanan berkuah kuning dan 2 gelas jus jeruk. “ Lho, ayam gorengnya mana? “ Keluhku dalam hati. Setelah ditinggal pelayannya, Kami segera menyerbu hidangan kuah kuning tersebut dengan penasaran yang tinggi. “ Orang sini pintar ya bikin soto? “ Kata Bu Ari. Bu Ari mencoba sesendok kuahnya, lalu tertawa terbahak-bahak.

“ Kamu tadi pesennya ayam goreng kan put? Sama jus jeruk? Nih, hasil pesananmu. Ayam goreng jus jeruk, dicampur “, Ungkap Bu Ari sambil menahan tawa. Saya pun turut mencicipi makanan tersebut, ternyata benar, kuah tersebut berasa jus jeruk Dan sempat Saya bandingkan dengan jus jeruk yang ada disamping piring, benar-benar sama.

Saya pun turut tertawa. Ternyata resepsionis belum memahami benar ucapan Saya. Ya, memang Saya yang salah, bertamu ke negeri orang yang tidak bisa berbahasa inggris dan Saya sebagai tamu tidak seberapa mengerti bahasa mandarin. Karena kesalahpahaman tersebut, Saya dan Bu Ari terpaksa makan malam dengan menu ayam jus jeruk.
Dalam hati terucap: “ Saya harus bisa berbahasa mandarin lebih baik agar tidak memakan ayam jus jeruk lagi 
.. “


Foto diambil tepat di depan hotel saat hendak kembali ke  Indonesia



Pengalaman tersebut akan menjadi kenang-kenangan tak terlupakan selama di Xiamen, China.


No comments:

Post a Comment