UNAS SMA yang berlangsung mulai tanggal 16 hingga 19 April 2012 merupakan puncak perjuangan siswa setelah belajar selama 3 tahun di SMA. Apapun dilakukan demi meraih predikat LULUS dengan nilai memuaskan, mulai dari forsir belajar hingga berbuat curang. Tak dapat dipungkiri, UNAS memang menjadi momok yang begitu menakutkan bagi siswa, alih-alih tidak lulus dan mengulang kembali dengan ujian kejar paket tentu bukan pilihan yang indah bagi mereka. Perasaan khawatir, cemas, takut, gelisah, dan grogi berlebihan menjadi penyakit yang sangat wajar pada masa-masa UNAS, termasuk Saya yang juga peserta UN tahun 2012.
Dalam keadaan seperti demikian, oknum-oknum tidak bertanggung jawab masih tega memperparah keadaan. Mereka seraya menggebu membuat tingkat percaya diri kami benar-benar turun. Mereka menyebar berita-berita melalui pesan singkat handphone maupun melalui perangkat sosial media yang jelas membuat kami resah. Berita-berita tersebut antara lain:
Adanya penyadapan sinyal operator handphone di gerbang sekolah.
Kenyataannya: Mulai hari pertama hingga hari ke-4 pelaksanaan UN, penggeledahan tidak dilakukan. Pengawas ruangan merupakan orang-orang berperikemanusiaan yang baik dan ramah, mereka hanya mengecek LJK kami apakah telah sesuai dengan data atau belum. Pengawas ruangan hanya akan menegur jika memang kami ketahuan melontarkan beberapa pertanyaan pada teman.
Menyebarnya kunci jawaban 5 tipe soal UN.
Dalam keadaan seperti demikian, oknum-oknum tidak bertanggung jawab masih tega memperparah keadaan. Mereka seraya menggebu membuat tingkat percaya diri kami benar-benar turun. Mereka menyebar berita-berita melalui pesan singkat handphone maupun melalui perangkat sosial media yang jelas membuat kami resah. Berita-berita tersebut antara lain:
Adanya penyadapan sinyal operator handphone di gerbang sekolah.
Pesan ini menyebar pada siang hari tanggal 15 April, atau beberapa jam sebelum UN hari pertama dengan pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Mengabarkan bahwa akan ada penyadapan sinyal handphone di seluruh gerbang sekolah. Peserta UN harap mematikan handphone saat memasuki gerbang sekolah, apabila didapati handphone dalam keadaan menyala saat memasuki gerbang, handphone tersebut tidak dapat digunakan dalam beberapa waktu. Pesan ini dibuat semeyakinkan mungkin seraya membuat banyak peserta UN beranggapan bahwa pelaksanaan UN tahun 2012 sangatlah ketat.
Kenyataannya: Mulai hari pertama hingga hari ke-4 pelaksanaan UN, tidak pernah ada penyadapan sinyal seperti yang diberitakan. Karena pada dasarnya, Kami dilarang membawa handphone ke sekolah.
Adanya penggeledahan properti dan barang bawaan peserta UN oleh pengawas ruangan.
Berita ini menyebar dari sumber yang “katanya” dipercaya. Pada saat UN berlangsung, pengawas ruangan akan mengadakan penggeledahan terhadap barang-barang bawaan peserta UN. Siapa sih yang tidak takut bila saat mengerjakan soal UN barang-barang kita digeledahi? Walaupun kita tidak berbuat curang, tentu kegiatan ini membuat konsentrasi pecah. Takut, khawatir, grogi melihat garangnya pengawas ruangan.
Kenyataannya: Mulai hari pertama hingga hari ke-4 pelaksanaan UN, tidak pernah ada penyadapan sinyal seperti yang diberitakan. Karena pada dasarnya, Kami dilarang membawa handphone ke sekolah.
Adanya penggeledahan properti dan barang bawaan peserta UN oleh pengawas ruangan.
Berita ini menyebar dari sumber yang “katanya” dipercaya. Pada saat UN berlangsung, pengawas ruangan akan mengadakan penggeledahan terhadap barang-barang bawaan peserta UN. Siapa sih yang tidak takut bila saat mengerjakan soal UN barang-barang kita digeledahi? Walaupun kita tidak berbuat curang, tentu kegiatan ini membuat konsentrasi pecah. Takut, khawatir, grogi melihat garangnya pengawas ruangan.
Kenyataannya: Mulai hari pertama hingga hari ke-4 pelaksanaan UN, penggeledahan tidak dilakukan. Pengawas ruangan merupakan orang-orang berperikemanusiaan yang baik dan ramah, mereka hanya mengecek LJK kami apakah telah sesuai dengan data atau belum. Pengawas ruangan hanya akan menegur jika memang kami ketahuan melontarkan beberapa pertanyaan pada teman.
Menyebarnya kunci jawaban 5 tipe soal UN.
Kunci jawaban yang menyebar pada hampir seluruh handphone siswa ini diterima pada sore hari tanggal 15 April, kunci jawaban Bahasa Indonesia 5 tipe soal dengan disertai nomor paket. Pengirim mengklaim bahwa kunci jawaban tersebut adalah benar adanya dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kenyataannya: Nomor paket soal yang tertera pada kunci jawaban tidak sesuai dengan paket soal yang diujikan pada UN Bahasa Indonesia. Bagi yang menjadikan kunci ini sebagai pedoman jawaban, sungguh Ia merupakan pelajar yang teramat sangat merugi dan pembodohan besar.
Beberapa polisi melakukan penyamaran dan menanyai beberapa pertanyaan pada peserta UN.
Sekali lagi, berita ini diterima melalui pesan singkat handphone. Dikabarkan akan ada sekelompok polisi yang menyebar mencari tersangka pembelian kunci jawaban. Tidak berbaju seragam, polisi-polisi ini mengenakan pakaian warga sipil yang tidak menarik perhatian. Mereka akan berkeliling ke sekolah-sekolah sambil melakukan interview dengan murid dan mencari siapa yang berpotensi menjadi tersangka pembelian kunci jawaban.
Kenyataannya: Hingga UNAS berakhir, tidak didengar ada polisi atau orang asing yang datang ke sekolah. Karena setahu Saya, hanya peserta UN, pegawai bagian Dinas Pendidikan, penjaga ruangan, dan staff sekolah saja yang diperbolehkan masuk area ujian sekolah.
Kesimpulannya, Bagi adik-adik atau orang tua murid yang hendak menjalani/ turut mendukung ujian nasional, jangan percaya akan berita-berita seputar UN yang dapat menjatuhkan taraf percaya diri siswa. Yakin pada diri sendiri, bahwa kita sebagai peserta UN bisa lulus dan menghasilkan nilai yang baik tanpa harus curang. Berita tersebut diatas adalah sebagian kecil dari banyaknya berita Hoax lain yang menyebar di masyarakat.
Didapat dari berbagai sumber.
Didapat dari berbagai sumber.
gambar: nasional.inilah.com
No comments:
Post a Comment