Saturday, May 28, 2011

Komentar ke 867

Putri sibuk, Ulangan akhir Semester, sibuk meretaskan pikiran di test TOEFL, sibuk persiapan menari daerah, sibuk mengurusi kegiatan delegasi, bla bla bla. Ini itu semua harus selesai.

Di hari minggu yang tidak begitu menggembirakan ini, Putri masih disibukkan dengan artikel lomba. Ya, yang namanya pelajar, belum bisa ahli dalam membagi dan memilah waktu. Karena suntuk, Putri coba deh buka blog ini, ya ampun, tragisnya. jumlah pengunjung di blog ini kian lama kian menipis. Namun demikian, Putri mencoba membuka beberapa postingan terakhir dan melihat jumlah komentar yang alhamdulillah menggembirakan. Antara angka 20 hingga 46 komentar. Iseng, Putri coba buka kolom komentar di menu Blogger, dan ternyata Putri menemukan ini:






Ada sekitar 867 komentar yang sudah nangkring di Blog Putri yang sederhana ini. Alhamulillah, selama kurang lebih 1 tahun Putri berkecimpung di Dunia Blogging, komentar yang relatif banyak ini bisa Putri dapatkan. Semoga hal ini bisa membuat Putri pribadi menjadi lebih semangat Blogging dan dapat menjadi semangat pula bagi Blogger yang lain.

Selain itu, jumlah trafik Blog yang dulu pernah kejepret printscreen-nya Putri. ini dia:


Ini bukan prestasi yang baik sebenarnya. Karena Putri yakin, Blogger yang lain bisa jauh lebih baik daripada Putri.
Semangat Blogging yah, satu Spirit
***

Sunday, May 15, 2011

Semarak Roadblog Blogilicious de Surabaya oleh Id Blog Network

Sabtu dan Minggu, tanggal 14 dan 15 Mei 2011 merupakan hari yang cukup bersejarah, karena di hari tersebut Putri mengikuti seminar dan semiworkshop roadblog oleh Id Blog Network yang pertama kali Putri ikuti.



Dalam acara tersebut, Putri bisa bertemu dengan teman-teman baru, orang-orang baru, tentor baru, bahkan kritikus baru yang luar biasa. Semangat para peserta begitu terasa seakan menggetarkan atmosfer ruang pertemuan Ir. Soekamto di lantai 4 gedung Giri Reka, salah satu gedung kebanggan milik UPN Veteran, Surabaya.
Acara yang dinamai Blogilicious de Surabaya ini merupakan rangkaian dari roadblog Id Blog Network menjelajah nusantara yang menjadi ajang pertemuan bagi Blogger dan advertiser.

Acara yang berlangsung 2 hari mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore tersebut mampu menyedot para peserta dari dalam hingga luar kota, bahkan ada diantara mereka yang berasal dari luar pulau Jawa. Pembahasan yang dilakukan para penyaji juga masuk kualitas tinggi, hanya saja ada beberapa topik yang belum begitu masuk di pemahaman otak.

Di hari pertama, penyajian materi membahas tentang Tips Blogging yang baik, etika Blogging yang baik, Mobile Blogging, Sosial media, Blog Preneur, dan Blog Monetize. Sedangkan di hari kedua merupakan pembahasan Theme Blog, Security Blogging, dan yang paling menjadi favorit Putri, SEO. Meskipun tidak semua materi dapat tercerna dengan baik, namun Putri senang bisa mendapatkan pengetahuan baru yang spektakuler nan bermanfaat seperti materi-materi diatas.

Ada yang unik, dari sekian banyak peserta. Dari dalam maupun luar kota, hanya ditemukan segelintir anak SMA sederajat Putri nangkring di Acara ini. Apabila Putri hitung, hanya sekitar 9% siswa SMA ( termasuk Putri ) yang menyegankan diri mengisi form registrasi dan membayar biaya Rp. 25.000,-. Lha, yang lain kemana semua??

Daripada bahas mereka ( murid SMA yang lain ), ada baiknya menyimak cerita Putri saja. Sempat di hari pertama, Putri dan teman teman Putri yaitu Yeni, Aqmal, dan Abdi tidak kebagian makan siang. Maklum, pesertanya begitu membeludak dan sistem makan siangnya juga prasmanan ( maaf jika ejaan salah ). Saat lonceng makan siang berbunyi, Putri dan teman-teman masih dalam keadaan menunaikan ibadah sholat Dhuhur dan resiko keroncongan saat seminar kami tenggak mentah-mentah.


Di hari kedua keadaan berbanding terbalik, karena banyak kejutan yang dihadiahkan panitia terutama pada penjamuan. Putri terkagum kagum melihat penampilan kelompok patrol paguyuban Jabal Nur Gunung Anyar. Bukan hanya Putri, semua peserta juga dibuat terpaku melihat penampilan mereka.



Ini ada secuil dokumentasi pementasan kelompok musik di atas. Mohon maaf jika resolusi gambarnya tidak begitu baik karena gambar ini diambil melalui jasa telepon genggam.




Terima kasih untuk Id Blog Network, semoga acara-acara sekelas ini dapat terus terlaksana dan dapat menjadi program yang lebih bermanfaat bagi peminatnya.

Salam Blogger

Monday, May 2, 2011

Buku Untuk Adik

“ Tawa yang teramat polos, mengiringi langkah kaki kecilku menyusuri jajakan aspal. Sepanjang hari, sepanjang malam.”
Lantunan lagu sumbang yang keluar dari celah bibirku seakan mampu menemani suara klakson dan deru-deru mesin. Bunyi gemericik dari pipihan tutup botol menambah kebisingan. Hanya beberapa koin atau selembaran uang kertas nominal rendah yang aku inginkan. Namun semua itu terasa begitu mahal. Terkadang  bukan koin yang aku dapat, melainkan perlakuan-perlakuan buruk yang  sangat merendahkan martabatku sebagai seorang manusia. Dibentak, diusir, dihina, bahkan pernah aku diludahi. Itu sudah jadi resiko bagi orang yang mencari nafkah di jalan sepertiku.


Tanggal 12 bulan ini genap usiaku 15 tahun.  Umumnya mereka sebayaku tengah asyik berbagi canda dan tawa dengan teman-teman.  Mengais ilmu dengan penuh kecerian di bangku sekolah. Tapi itu kehidupan mereka, bukan kehidupanku. Aku berbeda, sangat berbeda dengan mereka.  Ada banyak kesenjangan sosial  yang harus aku mengerti dari mereka.
Orang tuaku bukanlah orang berpunya. Sedangkan aku hanya kakak dari seorang adik berusia 5 tahun, Ira. Kami hanya berteduh pada tumpukan kardus yang  kumuh dan kotor. Tak ada jendela dengan tirai yang mewah, kami hanya memunyai sebuah karung bekas bungkus beras yang kami temukan di pasar sebagai “gorden”.  Kala hujan, kami menggigil kedinginan, sedangkan kala panas kami mengais kepanasan. Itulah hidupku, keluargaku, keluarga kami.
Aku hanya bisa megenyam bangku sekolah hingga kelas 3 SD. Orang tuaku sudah tidak bisa membiayai sekolahku, membelikan seragamku, dan memberi uang sakuku. Keadaan bertambah parah saat mengetahui bahwa  ayah lumpuh akibat kecelakaan yang menimpanya 2 tahun silam. Sedangkan ibu, dia terbiasa menjadi buruh angkut di pasar. Tuntutan  keadaan memaksaku untuk berprofesi seperti ini, pengamen jalanan.
Meskipun hidupku pahit, aku tak ingin adik kecilku memiliki nasib seperti kakaknya ini. Aku ingin adikku sekolah , mengenyam pendidikan setinggi-tingginya . Apapun akan aku lakukan agar dapat membahagiakan adikku tercinta. Di usianya yang masih sangat muda, dia sudah fasih membaca teks di lembaran Koran yang  aku bawa tiap sore. Senang rasanya mendengar cegik tawanya saat membaca dengan nada kepelatan. Sungguh, Dia adalah mutiara bagi kehidupanku yang pelik ini.
“  Jadilah orang yang pintar, dik. Kelak kau yang akan mengubah kehidupan keluarga kita”  munajatku setiap kali bersimpuh di atas sajadah.
Suatu hari, saat aku memarkirkan tubuhku pada sebuah toko buku di sisi jalan. Aku melihat sebuah kumpulan buku dongeng “kancil”. Aku terkesima melihat sampul serta gambar yang ada di sana. “ Ira pasti suka kalau aku memberikan buku ini padanya”. Aku mendekati buku itu, terucap dari bibirku “ini berapa ,Pak?” . “empat puluh ribu, nak”. Aku tercengang, kaget, dan haru. Kalau aku membeli buku ini, aku harus berpuasa selama dua minggu.
Aku harus bisa membeli buku itu, aku harus bisa membahagiakan Ira. aku bertekad akan bekerja lebih keras dan menabung demi membeli buku tersebut.
Pulang mengamen, aku segera menemui Pak Ong, pemilik kedai kopi di sekitar rumahku. Aku menawarkan diri untuk menjadi pencuci gelas selama seminggu penuh disana. Gajinya cukup untuk menabung dan ongkos makan.
Ternyata benar, gaji bekerja selama seminggu telah lebih dari cukup untuk membeli buku untuk Ira.  Aku kembali ke toko buku, dan berhasil membelinya. Lega sekali rasanya. Terbayang sudah, senyum Ira saat aku memberikan buku ini padanya.
Aku segera berjalan pulang. Aku tersenyum sendiri sambil memeluk buku itu di jalan. Tak lupa, aku menulisakan sisipan “Buku Buat Ira, Dari kak Dita” di balik sampulnya. Karena terlalu senang, aku tak menyadari bahwa aku berada di tengah jalan raya. Sebuah mobil dengan cahaya yang sangat menyilaukan baru mampu menyadarkanku,  klakson berteriak. Dan…
Aaaaa.. sakit, gelap. Aku mencoba membuka mata. Tubuhku Penuh darah, dan kenapa susah sekali bergerak? Kulihat kakiku telah terpisah. Tak lama kemudian, aku mendengar suara orang berteriak kearahku. Semakin dekat, semakin dekat. Mereka mencoba mengangkat tubuhku. Semakin lemah, dadaku semakin sesak. Aku merasa, lampu mobil itu datang lagi. Dan cahayanya semakin besar.
“Tunggu, siapapun kamu.  Aku hanya ingin memberikan buku ini pada adikku. Aku akan ikut kamu setelah melihat adikku tersenyum melihat hadiahku. Tolong, jagalah dia sampai dia bisa merubah hidup keluargaku, keluarga kami. Tolong, tolong!!” rintihku dalam hati.
Aku tak tahu kenapa, kali ini aku bisa membuka mata.  Namun masih sangat berat dan lekat. Aku tidur di atas papan yang sangat empuk.  Ruangannya sangat dingin. Disana tanganku terikat erat oleh selang –selang yang terus menerus mengalirkan cairan merah. Aku melihat gadis kecil berparas yang tak asing menghampiriku. Memanggilku kakak, “Ira” gesahku. “Ira sudah baca buku kakak, buku kakak bagus sekali.”  Ucapnya sambil menangis. “Ira janji, Ira akan jadi anak pandai. Kakak cepat sembuh ya” tambahnya semakin menangis.
Aku merintih, ingin rasanya  aku memeluk tubuh mungilnya, namun tubuhku seakan dipaku. Susah sekali bergerak.  Tak lama kemudian, seorang lelaki dengan jas borjuis memasuki ruangan dan bercerita panjang lebar. Dari yang kudengar, dia orang yang menyebabkanku seperti ini, dia orang kaya yang telah menabrakku. Dia yang memberiku ruangan dingin ini dan dia juga yang telah mempertemukanku kembali dengan Ira, memperbolehkanku melihat kembali sosok Ira.
Deg.. .. .. sakiit sekali. Kenapa denganku?? Seisi ruangan pun meneriaki dokter dan berlari ke arahku. Ternyata, cahaya besar itu telah memenuhi permintaan tolongku, mempertemukanku dengan adikku. terima kasih, terima kasih telah memberiku kesempatan. Cahaya itu datang lagi, kini semakin terang. Mereka mengajakku pergi, entah kemana. Aku menurut, meski aku masih dengar suara Ira melarangku pergi.
“aku harus pergi,dik. Jaga keluarga kita. Ingat janjimu…!!!”
Dan, aku pergi. Namun tidak meninggalkan Ira. Setiap pagi dan sore hari, dia ke tempatku dengan berbaju rapi dan berdandan sangat cantik. Sebuah mobil menunggunya di balik pekarangan pemakaman. Mobil itu milik orang berjas i, karena dia selalu ada di balik kemudi saat Ira menjemputku. Tanah kuburku selalu basah dengan air mata Ira. Tapi biarlah, toh aku sudah mempercayainya dan tak kan bisa lagi memeluk tubuhnya.


*** karya ini mengantarkan Putri menjadi pemenang lomba penulis cerpen dalam lomba Kartini 30 April 2011***